DONASI VIA PAYPAL Bantu berikan donasi jika dirasa blog ini bermanfaat. Donasi akan digunakan untuk membeli domain www.bijehdesign.com. Terima kasih :)

Masjid Baiturrahim Ulee Lheue

Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, sudah berdiri sejak masa kesultanan Aceh di abad ke-17. Masa itu masjid tersebut bernama Masjid Jami’ Ulee Lheu (masjid Jami’ Ole Le) dibangun diatas tanah wakaf keluarga besar Teungku Hamzah. Pada 1873 ketika Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dibakar Belanda, semua jamaah masjid terpaksa melakukan salat Jumat di Masjid Jami Ulee Lheue. Dan sejak saat itu namanya menjadi Masjid Baiturrahim.

Sejak berdirinya hingga sekarang masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya masjid dibangun dengan konstruksi seutuhnya terbuat dari kayu, dengan bentuk sederhana dan letaknya berada di samping lokasi masjid yang sekarang. Karena terbuat dari kayu, bangunan masjid tidak bertahan lama karena lapuk sehingga harus dirobohkan. Masjid ini satu satunya bangunan yang masih utuh di kawasan itu seperti terlihat pada foto bawah.
Foto udara kawasan Ulee Lheue pra dan paska tsunami
Pada 1922 dimasa pemerintahan kolonial Hindia Belanda masjid Baiturrahim dibangun dengan material permanen dengan gaya arsitektur Eropa, berkaligrafi ejaan Arab Jawo. Masjid ini tidak menggunakan material besi atau tulang penyangga melainkan hanya susunan batu bata dan semen saja. Masjid ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat Meuraxa, pada waktu itu dipimpin oleh Teuku Teungoh Meuraxa sekitar tahun 1923/1926 Masehi. Almarhum Teuku Teungoh ini pula salah seorang yang kini konon memiliki tanah warisan di Pulo Batee, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. 

Program swadaya dengan azas gotong-royong sangat terlihat pada masyarakat Meuraxa pada waktu itu untuk mengumpulkan dana, bagi sebagian besar kaum adam yang berprofesi sebagai nelayan, setiap pulang dari melaut hasil penjualannya disisihkan untuk masjid begitu juga dengan ibu-ibu mengumpulkan beras sedikit demi sedikit dalam eumpang (karung beras) sebanyak satu mok (satu kaleng susu), dimana akhir bulan diserahkan kepada panitia pembangunan masjid.
Metamorfosis Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh
Awalnya masjid ini berdiri pada akhir tahun 1923 tanpa memiliki kubah seperti pada umumnya, melainkan hanya ada sebuah puncak masjid yang berbentuk persegi empat. Masjid ini pun hanya bisa menampung jamaah sekitar 400-500 orang. Konon cerita dari mulut ke mulut, jenis kayu untuk plafon dan dinding terluar di lantai dua menara mesjid ini, didatangkan dari berbagai daerah di Aceh seperti Meulaboh, Singkil, dan Tapaktuan. Pada tahun 1930, selasar depan terpaksa diubah karena bentuknya menyerupai bangunan gereja. Di tahun 1981, masjid Baiturrahim mendapat bantuan dari Kerajaan Arab Saudi, sehingga dilakukanlah perluasan ke samping kiri dan kanan untuk dapat menampung jamaah sampai 1.500 orang.

Tragedi yang telah terjadi 
  • Gempa Tahun 1983 
Pada tahun 1983 Banda Aceh diguncang gempa dahsyat dan meruntuhkan kubah masjid Baiturrahim. Setelah itu masyarakat membangun kembali masjid namun tidak lagi memasang kubah, hanya atap biasa. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1993 dilakukanlah renovasi besar-besaran terhadap bangunan masjid, hanya dengan menyisakan bangunan asli di bagian depan paska gempa tahun 1983. Selebihnya 60 persen merupakan bangunan baru yang disambungkan ke bangunan asli. Sampai sekarang bangunan asli masjid masih terlihat kokoh di bagian depannya keseluruhan proses renovasi itu selesai tahun 1997.
Situasi Setelah Kejadian Gempa Tahun 1983
  • Tsunami Tahun 2004 
Masjid Baiturrahim ini merupakan satu-satunya bangunan dipinggir Pantai Ulee Lheue yang berdiri kokoh pada saat Tsunami menerjang Kota Banda Aceh, sementara bangunan lain yang berada di sekitarnya luluh lantak di hantam Gelombang Tsunami pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004. Kondisi masjid yang terbuat dari batu bata tersebut hanya rusak sekitar dua puluh persen saja, seperti pecahnya kaca jendela serta robohnya dinding dikarena dihantam oleh mobil yang terbawa arus.
Situasi Setelah Kejadian Gempa dan Tsunami Tahun 2004
Sumber: http://atjehpost.com/read/2012/05/18/9388/0/39/Masjid-Baiturrahim-Ulee-Lheue-Dua-Babak-Bencana-dan-Jejak-Aceh-Masa-Silam
Kini masjid dengan balutan warna putih plus arsitektur menarik dan jendela hijau di bibir pantai Ulee Lheue ini semakin cantik, apalagi hadirnya sebuah menara kecil disampingnya. Banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk berkunjung ke sini walaupun sekedar mengabadikan foto, tercatat Sultan Bolkiah dari Brunei Darussalam, Bill Clinton yang juga mantan presiden AS serta presiden SBY sendiri sudah berkunjung kesini. Masjid yang saat ini bisa menampung sekitar 1.500 jemaah itu, pada 2005 mendapat bantuan dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh/Nias berupa penambahan kubah seperti saat dibangun pada masa Belanda. Di sebelah kanan berdiri kokoh menara yang menjulang tinggi. Ini merupakan bangunan bantuan dari Sultan Hassanal Bolkiah, Brunei Darussalam, pasca tsunami 26 Desember 2004.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masjid Baiturrahim Ulee Lheue"

Post a Comment

Komentarlah dengan bahasa yang baik :

1. No SARA
2. No SPAM