Peradaban Arab dan Islam
Sunday
arab history,
europe history,
filsuf,
history,
ilmuwan dunia,
islam history,
knowledge history,
sejarah,
sejarah dunia,
sejarah eropa,
sejarah islam,
world history,
yunani
Sebelum munculnya Islam, kekacauan dan keruntuhan telah menimpa semua peradaban besar yang ada di daerah itu, di antaranya adalah peradaban Yunani. Akantetapi peradaban ini tidak lenyap begitu saja, melainkan sebagiannya tetap ada sekalipun tenggelam di bawah tanah sebagaimana yang ditulis dalam buku-buku manuskrip besar yang menunjukkan bukti adanya peradaban ini. Manuskrip-manuskrip ini masih tersimpan di Perpustakaan Negara Bizantium (Negara Romawi Timur) dan secara dominan unsur peradabannya terdiri dari peradaban Yunani. Bahkan mereka juga berbahasa Yunani sekalipun banyak kemajuan yang dicapai oleh bangsa Yunani kuno.
Ketika Islam sebagai agama yang agung muncul dengan membawa benih-benih peradaban yang besar dan secara terang-terangan menghimbau untuk mempelajari ilmu dan menjadikannya sebagai jalan utama dalam kehidupan, maka para pecinta ilmu mulai mempelajari warisan peradaban yang telah ada sebelumnya. Warisan peradaban yang dipelajarinya secara otomotis tentu dimulai dari peradaban terakhir yang mereka ketahui, yaitu peradaban Yunani dan India, dan bukan peradaban yang sebelumnya dan lebih lama usianya, Orang-orang Arab adalah bangsa yang sadar dan berprilaku baik sehingga mereka tidak mengklaim karya bangsa lain dan mengaku-ngaku sebagai karyanya sendiri, melainkan mereka tetap mengatakan sebagai karya pemilik yang sebenamya. Kemudian setelah ifu, mereka secara bertahap mempelajarinya, mengadakan riset, dan menciptakan berbagai penemuan sehingga ilmu mereka bertambah dan mencapai puncak kejayaannya sepanjang sejarah peradaban. Bahkan tidak separuh pun dari nilai peradaban itu dapat tertandingi oleh peradaban lain yang telah ada sebelumnya.
Peradaban yang besar ini di Barat disebut dengan nama "The Islamic Civilization" atau peradaban Islam' Akan tetapi kita selamanya lebih mengutamakan untuk menamakannya sebagai peradaban Arab dan Islam' Disebut peradaban Arab, karena pertama kali peradaban ini muncul di kalangan bangsa Arab, sekalipun kemudian meluas dan dikembangkan oleh generasi Islam selain bangsa Arab, baik melalui transfer ilmu, kesamaan tipologi dan standar, maupun bahasa dan tulisannya. Sedangkan penyebutannya sebagai peradaban Islam, karena Islam sebagai penggagasnya dan selamanya akan meniadi kekuatan yang menggerakkannya dengan ajaran-ajarannya yang kekal, seperti "lqra," (bacalah!) dan firman Allah swt,
Peradaban yang besar ini di Barat disebut dengan nama "The Islamic Civilization" atau peradaban Islam' Akan tetapi kita selamanya lebih mengutamakan untuk menamakannya sebagai peradaban Arab dan Islam' Disebut peradaban Arab, karena pertama kali peradaban ini muncul di kalangan bangsa Arab, sekalipun kemudian meluas dan dikembangkan oleh generasi Islam selain bangsa Arab, baik melalui transfer ilmu, kesamaan tipologi dan standar, maupun bahasa dan tulisannya. Sedangkan penyebutannya sebagai peradaban Islam, karena Islam sebagai penggagasnya dan selamanya akan meniadi kekuatan yang menggerakkannya dengan ajaran-ajarannya yang kekal, seperti "lqra," (bacalah!) dan firman Allah swt,
سَنُرِيۡهِمۡ اٰيٰتِنَا فِى الۡاٰفَاقِ وَفِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ اَنَّهُ الۡحَـقُّ ؕ اَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدٌ
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri." (Fushshilat: 53). Demikian juga dengan hadis Nabi Shnllallahu Alaih wa Sallam, "Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat." Dan, "Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina."
Di antara yang membedakan peradaban Arab dan Islam karena pijakan peradaban ini adalah agama Islam itu sendiri dan ini pulalah yang membedakannya dari kekuatan yang memPengaruhi kejiwaan manusia dan mendorongnya ke jalan yang benar. Di samping itu, Islam juga mengaiarkan nilai-nilai yang baik, toleransi, amanah dan kebersihan hati. Ajaran seperti inilah yang memberikan kontribusi besar bagi peradaban-peradaban lainnya dan dapat diterima oleh orang lain selain bangsa Arab dan kaum muslimin, sehingga Para pelopor peradaban ini bekerja keras dan bersungguh-sungguh mencari kebenaran yang mutlak di mana pun mereka mendapatkannya. Mari kita baca pengakuan seorang ilmuwan Inggris yang bernama Bernard Lewis, salah seorang tokoh orientalis besar dan guru besar sejarah bangsa-bangsa Timur Dekat dan Timur Tengah di Universitas London (Dikutip dari bukunya "The Arabs in History)
"Karakteristik pertama yang menarik perhatian kita adalah kemampuan menyeluruh yang dimiliki oleh kebudayaan Arab dan pada umumnya tidak didasarkan pada kekerasan dan meniru kebudayaan yang ada' Para penakluk dari kalangan bangsa Arab-untuk pertama kali dalam sejarah-telah berhasil menaklukkan wilayah yang membentang dari perbatasan India dan Cina hingga Tahoma di Yunani, Italia, dan Perancis, adakalanya dengan menggunakan kekuatan militer dan sebagiannya dengan kekuatan diplomasi dan politik. Kemudian setelah itu Islam dikenalkan dengan menggunakan bahasa dan akidah mereka. Bangsa Arab telah menyatukan antara dua peradaban yang pada masa lalu pernah berbenturan. Kedua peradaban itu adalah warisan peradaban laut tengah yang telah berusia seribu tahun (yaitu peradaban Yunani, Romawi, Bani Israils -Sebagian ilmuwan Yahudi telah memberikan kontribusi bagi peradaban Islam, akan tetapi Yahudi sendiri sebagai agama dan kebudayaan tidak memiliki kontribusi apa pun bagi peradaban Islam. Sebaliknya, kebudayaan masyarakat Kristen memiliki kontribusi yang tidak dapat dipungkiri bagi peradaban dan seni Islam, terutama pada awal perkembangan Islam-, peradaban kuno Timur) dan peradaban Persia yang memiliki karesteristik tersendiri dalam masalah kehidupan dan pemikiran dan hubungannya yang baik dengan peradaban-peradaban besar di Timur lauh. Hal itu karena pergaulan dengan berbagaijenis suku bangsa, akidah, dan kebudayaan di kalangan masyarakat muslim telah melahirkan peradaban baru yang bersifat multikultural apabila dilihat dari asal usulnya dan para penggagasnya, akan tetapi semuanya menampakkan ciri kearaban dan keislaman. Akibat interaksi multikultural yang terjadi di kalangan masyarakat muslim lahirlah karakteristik kedua dari peradaban Islam dan Arab yang secara khusus menarik perhatian orang Eropa, yaitu toleransi yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Bangsa Arab Menyebarkan Peradaban di mana pun Mereka Berada
Hanya penaklukan yang dilakukan oleh Islam yang dapat dikatakan sebagai penaklukan. Sedangkan
dan serangan militer. Hal ini selainnya hanyalah Perang karena penaklukan yang dilakukan oleh Islam terlebih dahulu berupa "penaklukan akal" sebelum melakukan yang lain. Orang-orang Arab-di mana pun mereka berada-telah menyebarkan ilmu pengetahuan, nilai-nilai peradaban, keadilan, kebersihan dan toleransi. Cahaya peradaban mereka mampu menerangi gelapnya kebodohan dan kejumudan, sehingga wajar apabila keadaan wilayah-wilayah yang ditaklukkan mengalami perubahan yang sangat besar, seperti di daerah Andalusia. Semua ini telah membuat sebagian peneliti di Barat menganggap penaklukan yang dilakukan oleh Islam kepada beberapa wilayah sebagai upaya penyelamatan dari bencana besar yang menimpanya. Mari kita baca pengakuan Claude Varir, Guru Besar Fakultas Bahasa Timur di Du France College:
"Pada abad kedelapan Masehi bencana besar telah menimpa umat manusia yang barangkali merupakan bencana terburuk sepanjang abad pertengahan. Dunia Barat dibuat menderita selama tuiuh hingga delapan abad lamanya, sebelttm akhirnya muncul era kebangkitan. Bencana besar itu tidak lain adalah kemenangan gemilang yang diperoleh oleh kelompok Jerman dibawah pimpinan "Charles Martel" atas bangsa Arab dan Barbar. Pada hari yang kelabu ini, peradaban yang telah ada sejak delapan ratus tahun lamanya seakan tenggelam. Cukuplah seseorang mengingat apa yang terjadi pada Perancis. Kalau bukan karena Islam yang pro-aktif, bijaksana, cerdas, dan toleran-karena Islam memiliki ini semua- niscaya kita tidak akan pernah mendengar lagi nama Perancis sebagai negeri kita."
dan serangan militer. Hal ini selainnya hanyalah Perang karena penaklukan yang dilakukan oleh Islam terlebih dahulu berupa "penaklukan akal" sebelum melakukan yang lain. Orang-orang Arab-di mana pun mereka berada-telah menyebarkan ilmu pengetahuan, nilai-nilai peradaban, keadilan, kebersihan dan toleransi. Cahaya peradaban mereka mampu menerangi gelapnya kebodohan dan kejumudan, sehingga wajar apabila keadaan wilayah-wilayah yang ditaklukkan mengalami perubahan yang sangat besar, seperti di daerah Andalusia. Semua ini telah membuat sebagian peneliti di Barat menganggap penaklukan yang dilakukan oleh Islam kepada beberapa wilayah sebagai upaya penyelamatan dari bencana besar yang menimpanya. Mari kita baca pengakuan Claude Varir, Guru Besar Fakultas Bahasa Timur di Du France College:
Kemurnian Peradaban lslam
Sebagaimana telah kami sebutkan, peradaban Islam berangkat dari nilai-nilai keislaman dan motivasinya untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Maka secara otomatis, untuk pertama kali peradaban Islam yang baru lahir harus menguasai semua karya peradaban bangsa lain, baik dalam bidang keilmuan mauPun pemikiran' Kemudian setelah itu, Islam membangun peradaban baru di atasnya. Peradaban yang paling menonjol pada masa permulaan peradaban Islam adalah perabadan Bizantium (Imperium Romawi Timur) yang memiliki akar peradaban Yunani, Persia, India, dan Cina. Tentang peradaban Yunani, kita akan membicarakan sebentar lagi secara terperinci. Sedangkan dari peradaban Persia, peradaban Arab telah banyak mendapatkan cara-cara hidup bermasyarakat, atau cara-cara yang berhubungan dengan masyarakat madani dan kesenian. Demikian iuga dengan cara-cara pengelolaan administrasi negara, pembukuan, dan sebagian unsur-unsur sastra.
Adapun dari peradaban India, peradaban Islam telah mendapatkan nilai-nilai keilmuan yang sangat penting berhubungan dengan ilmu hitung (matematika), astronomi dan sebagian unsur-unsur sastra, kesenian, dan cara hidup bermasyarakat. Sedangkan dari peradaban Cina, mengingat jauhnya negeri ini dari ibukota negara Islam seperti Damaskus, Baghdad, dan Mesir, maka ia tidak terlalu berpengaruh kepada peradaban Islam.
Adapun dari peradaban India, peradaban Islam telah mendapatkan nilai-nilai keilmuan yang sangat penting berhubungan dengan ilmu hitung (matematika), astronomi dan sebagian unsur-unsur sastra, kesenian, dan cara hidup bermasyarakat. Sedangkan dari peradaban Cina, mengingat jauhnya negeri ini dari ibukota negara Islam seperti Damaskus, Baghdad, dan Mesir, maka ia tidak terlalu berpengaruh kepada peradaban Islam.
Sekalipun demikian, peradaban Islam telah mendapatkan satu bentuk peradaban terpenting dari negeri Cina yang dianggap sebagai bagian dari revolusi dalam peradaban Islam, yaitu industri kertas.
Mari kita kembali ke peradaban Bizantium dan akar peradabannya yaitu Yunani, kemudian kita mulai membahas sejarahnya. Peradaban Helenistik tersebar luas di negeri Yunani ketika ia telah berhasil ditaklukkan oleh serangan militer Romawi yang berangkat dari Itali. Bahkan ia juga tersebar luas di bagian Timur dari Imperium Romawi (Eropa Timur, Anatolia, Syam, dan Mesir), tanpa terpengaruh oleh peradaban Romawi-sebagai peradaban penjajah-dan tertaklukkan, karena peradaban Helenistik dan bahasa Yunani lebih kuat dan lebih dalam akar peradabannya daripada peradaban Romawi dan bahasa Latin. Ketika Imperium Romawi terbagi menjadi dua bagian pada tahun 395 Masehi, yaitu bagian Barat (yang dikenal dengan sebutan Imperium Romawi Barat dan terdiri dari Itali dan Eropa Barat), dan bagian Timur (yartg dikenal dengan sebutan Imperium Romawi Timur, atau Imperium Bizantium), peradaban Helenistik dan bahasa Yunani telah tertanam kuat di salah satu bagian tersebut. Kemudian muncullah perhatian kepada warisan peradaban Helenistik yang terdapat pada manuskrip-manuskrip dan kertas-kertas papirus yang dihasilkan oleh peradaban Yunani Kuno dan lembaga pendidikan di Alexandria.
Mari kita kembali ke peradaban Bizantium dan akar peradabannya yaitu Yunani, kemudian kita mulai membahas sejarahnya. Peradaban Helenistik tersebar luas di negeri Yunani ketika ia telah berhasil ditaklukkan oleh serangan militer Romawi yang berangkat dari Itali. Bahkan ia juga tersebar luas di bagian Timur dari Imperium Romawi (Eropa Timur, Anatolia, Syam, dan Mesir), tanpa terpengaruh oleh peradaban Romawi-sebagai peradaban penjajah-dan tertaklukkan, karena peradaban Helenistik dan bahasa Yunani lebih kuat dan lebih dalam akar peradabannya daripada peradaban Romawi dan bahasa Latin. Ketika Imperium Romawi terbagi menjadi dua bagian pada tahun 395 Masehi, yaitu bagian Barat (yang dikenal dengan sebutan Imperium Romawi Barat dan terdiri dari Itali dan Eropa Barat), dan bagian Timur (yartg dikenal dengan sebutan Imperium Romawi Timur, atau Imperium Bizantium), peradaban Helenistik dan bahasa Yunani telah tertanam kuat di salah satu bagian tersebut. Kemudian muncullah perhatian kepada warisan peradaban Helenistik yang terdapat pada manuskrip-manuskrip dan kertas-kertas papirus yang dihasilkan oleh peradaban Yunani Kuno dan lembaga pendidikan di Alexandria.
Ketika warisan peradaban Helenistik merupakan warisan peradaban terbesar yang dikenal oleh bangsa Arab, dan lebih dapat diterima oleh pemikiran Arab- terutama pada awal terbentuknya peradaban Arab dan Islam, maka bangsa Arab dan kaum muslimin mulai mempelajarinya lebih dari warisan peradaban bangsa lainnya. Mereka lalu membuat pusat terjemah yang difasilitasi oleh Pangeran Khalid bin Yazid pada masa Dinasti Umawiyyah dan telah mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun pada masa Dinasti Abbasiyah. Penerjemahan warisan peradaban Yunani ini difokuskan pada ilmu-ilmu kedokteran, biologi, dan filsafat' Setelah menerjemah banyak buku dan mempelajarinya, kaum muslimin kemudian mengkritik apa yang telah mereka terjemahkan dan mulai memadukan antara berbagai macam peradaban-terutama peradaban Yunani dan India,lalu mencari rumusan ilmu pengetahuan sendiri. Usaha ini telah mendorong mereka untuk melakukan percobaan sehingga dapat membantu mereka mendapatkan kemaiuan yang sangat pesat dalam ilmu hitung (matematika), sebagaimana juga pemikiran ilmiah itu telah banyak membantu mereka menemukan metode ilmiah "scientific method" yang meliputi dasar-dasar untuk mendapatkan berbagai macam pengetahuan ilmiah, baik berdasarkan dalil-dalil akal mauPun eksprimen. Dengan demikian, peradaban Islam menjadi peradaban yang sempurna untuk pertama kalinya dalam
sejarah kehidupan manusia dan memiliki semua kelayakan untuk menjadi peradaban yang besar. Lri benar- benar terjadi dan Islam berhasil membuka berbagai cabang ilmu pengetahuan dan pemikiran, termasuk di antaranya filsafat dan logika yang menjadi spesialisasi bangsa Yunani.
Setelah Islam mencapai puncak kejayaannya dalam peradaban terjadilah konflik politik dan serangan militer yang pada gilirannya menyebabkan kejumudan dan keterbelakangan pemikiran di berbagai dunia Islam. Sebelum peradaban Islam tumbang, lahir peradaban lain dari rahim peradaban Arab dan Islam, yaitu peradaban Barat yang kita lihat sekarang.
Pusat Terjemah dan Kebangkitan Eropa
Para ilmuwan Arab dan Islam menyebar ke kepulauan Iberia (Spanyol dan Portugal), Perancis Barat, beberapa kepulauan terdekat dan beberapa kepulauan di daerah Barat Tengah lainnya yang telah dikuasai oleh.bangsa Arab-baik dalam jangka waktu yang lama maupun singkat. Bangsa Arab juga pernah tinggal di daerah bagian Italia dan Swiss, sekalipun hanya sementara. Pergaulan orang-orang Arab yang baik kepada orang-orang Eropa telah membangkitkan kekaguman mereka sehingga timbul keinginan untuk mempelajari peradaban bangsa Arab, ilmu pengetahuan,kebudayaan, dan pola hidupnya. Dari sinilah, orang-orang Eropa mulai meniru orang-orang Arab dalam hal-hal yang mungkin dapat mereka tiru. Bahkan seperti di Andalusia, mereka belajar bahasa Arab dan secara bertahap mendalami ilmu pengetahuan bangsa Arab, sekalipun mereka beragama Kristen.
1. Universitas Qordova
Lembaga terjemah di universitas ini terdapat di Masjid Agung Qordova. Di Universitas inilah orang-orang Eropa belajar ilmu, di antaranya seperti yar.g dikatakan oleh banyak saksi mata adalah Uskup Vatikan, Silvaster II. Di universitas ini secara besar-besar berlangsung penerjemahan buku-buku Arab ke bahasa Latin, dan dari sinilah pemikiran ilmuwan besar seperti Ibnu Rusyd dipindahkan ke Eropa.
2. Sekolah Thulaithulah (Toledo)
3. Sekolah Salerno
Sekolah ini merupakan sekolah ilmu kedokteran yang didirikan oleh Raja Sisilia, An-Nurmani, dan pembela kebudayaan Arab, Roger II. Adapun guru-guru yang mengajar di sekolah ini adalah para Ilmuwan muslim dan Yahudi. Di antara tokoh terkemuka dari sekolah ini adalah Qastantin Al-Afriqi yang berasal dari keturunan Arab dan Machael Scot dari Skotlandia yang merupakan mediator antara Sekolah Toledo dan Sekolah Salerrno. (Sebagai catatan: Sekolah Salerno terletak di kota Salerno di Teluk Salerno atau di Barat Daya Itali)
Ketika terjadi demonstrasi menuntut pengembalian Andalusia dari tangan kaum muslimin, mereka berhasil mendapatkannya dan dengan demikian Andalusia telah jatuh secara mutlak ke tangan oranS-orang Al-Qasytalah (Castilla) dan Al-Arguni (Aragon). Mereka juga berhasil merampas perpustakaan Arab yang besar yang merupakan harta kekayaan termahal di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran. Pada saat Toledo jatuh ke tangan Alfonso VI, Raja Castilla, tahun 1085 Masehi, para perampok Spanyol itu meniual perpustakaannya dengan koleksi bukunya yang berjumlah 500.000 jilid kepada Para pelancong. Kemudian pada saat jatuhnya Qordova tahun 1236 Masehi, perbuatan biadab ini terulang kembali. Perpustakaan Qordava dengan jumlah bukunya 440.000 jilid juga dijual. Demikian juga pada saat jatuhnya kota Gharnathah (Granada) tahun 1.492 Masehi, perpustakaan Granada dengan 500.000 koleksi bukunya dijual. Bagaimanapun para perampok dan penjajah Castilla dan Aragon adalah orang-orang bodoh dan tidak memperhatikan nilai dari buku-buku itu selain dari harganya setelah dijual. Para penjual bukubuku itu kemudian membawanya di atas unta mereka
untuk dijual kepada orang-orang yangberani membayar dengan harga mahal. Konon, orang-orang Eropa yang berada di wilayah sekitar Prancis, Itali, dan |erman termasuk orang yang merindukan ilmu pengetahuan Arab dan kebudayaannya. Maka wajar kalau mereka memburu buku-buku itu dan membelinya dari penjualnya. Mereka kemudian mempelaiarinya dan me- nerjemahkannya ke dalam bahasa latin dan berbagai bahasa Eropa lainnya.
Waktu terus berjalan, dan setelah satu setengah abad atau dua abad berikutnya dampak positif dari mempelajari buku-buku Arab dan penerjemahannya telah terlihat, sehingga wajah dttnia Eropa mulai berubah secara bertahap dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Akhirnya cahaya itu menerangibenua yang kononbodoh dan gelap sepanjang abad pertengahan. Adapun kebangkitan di benua Eropa pada awalnya dimulai dari Itali yang secara terus-menerus menggali berbagai potensi peradaban bangsa Arab dari Andalusia dan daerah Barat Daya Prancis seperti Sisilia pada saat yang bersamaan.
Sikap para pemikir Eropa dan ahli sejarahnya berbeda- beda dalam memberikan pengakuan terhadap keunggulan peradaban Islam atas peradaban Eropa. Sebagian dari mereka mengingkari segala bentuk keunggulan peradaban bangsa Arab dan kaum muslimin, bahkan mereka juga mengingkari bahwa kita pernah memiliki peradaban yang besar. Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa peranan kaum muslimin hanya sebatas mentransfer karya peradaban bangsa Yunani ke Eropa, atau bahwa mereka hanya sekedar "tukang Pos." Apa yang dilakukan oleh kaum muslimin tidak lebih dari sekedar memindahkan warisan peradaban Eropa kuno ke Eropa modern. Akan tetapi di sisi lain, sebagian pemikir dan ahli sejarah Eropa memiliki sikap dan pandangan yang berbeda tentang peradaban bangsa Arab dan Islam. Mereka berpendapat bahwa peradaban bangsa Arab dan
Islam adalah peradaban yang secara langsung membantu kebangkitan Eropa dan peradaban dunia saat ini. Mereka berpendapat demikian, karena mereka tidak mengikuti hawa nafsu, tidak melihat bangsa Arab dari sisi yang negatif dan telah mempelajari peradaban Arab dan Islam secara mendalam serta telah mengadakan penelitian sepanjang hidupnya. Karena itu, hatinya sadar dan enggan untuk mengakui kecuali yang sebenarnya. Berikut akan kami paparkan sebagian pengakuan mereka dan akan kami bahas secara detil dalam pembahasan karya peradaban Islam, dan tentu saja pengakuan ini cukup menggetarkan jiwa: (Untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pengakuan ini dan apa yang akan diterangkan hingga akhir bab ini, kami beritahukan bahwa pernyataan-pernyataan itu kebanyakan diungkapkan pada abad kesembilan belas dan paruh pertama abad kedua puluh. Pada saat itu, bangsa Arab miskin dan negeri mereka terjajah serta keadaannya tidak memungkinkan untuk memuji diri mereka sendiri. Akan tetapi orang-orang yang telah memberikan pengakuan ini, mereka tidak tamak dan mau mengembalikan kebenaran itu kepada pemiliknya.)
- Spencer Vamiri, seorang Orientalis, mengatakan, "Tidak ada seorang Pun ilmuwan yang merenungkantentang kubahbiru tanpa mengucapkan nama Arab, dan tidak mungkin ilmuwan biologi dapat mengolah daun pohon menjadi kertas, atau memetakan padang pasir tanpa teringat kepada pelajaran-pelajaran dari bangsa Arab. Demikian juga dengan seorang dokter tidak akan mampu untuk menelusuri bagian yang sakit pada manusia yang telah dikenal sejak dulu kecuali terinspirasi dari pemikiran dokter Arab. Bahkan, tidak seorangpun penjelajah yang sampai ke penjuru Asia dan Afrika tanpa berpedoman kep a da referensi-referensi'berbahasa Arab."
- Filsuf Perancis, Gustav Le Bon, dalam bukunya "Peradaban Atrb," mengatakan, "Apakah kita dapat memastikan bahwa bangsa Arab satu-satunya yang telah menunjukkan kita kepada dunia Yunani dan Latin kuno, dan bahwa universitas-universitas Eropa, diantaranya Universitas Paris yang berdiri sejak enam ratus tahun lamanya telah menerjemahkan buku-buku bangsa Arab dan mengadakan penelitian seperti metode mereka? Dengan demikian, peradaban Islam merupakan Peradaban yang paling mengagumkan sepanjang sejarah."
- Orientalis Jerman, ZigndHunke, mengatakan dalam bukunya "Matahari Allah ada di Barat," "Etopa merupakan kota milik bangsa Arab dan peradaban Arab. Hutang bangsa Eropa dan semua benua kepada Arab sangat besar. Semestinya bangsa Eropa mengakui keutamaan ini sejak dahulu kala. Akan tetapi Perasaanfanatis dan perbedaan akidah telah membutakan matakita. Bahkan ketika kita membaca buku sebanyak sembilan puluh delapan dari seratus, tidak satu pun kita dapatkan dalam buku itu yang menyebutkan tentang keutamaan bangsa Arab dan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada kita, kecuali suatu pernyataan yang menganggap bahwa orang Arab tidak lebih dari sekedar 'tukang pos/ yang telah menyampaikan kepada kita warisan peradaban bangsa Yunani."Sebagaimana ia juga mengatakan dalambuku yang sama, "Tidak ada satu pun ilmuwan di pusat-pusat ilmu pengetahuan Eropa kecuali ia telah menengadahkan tangannya untuk mendapatkan khazanah ilmu pengetahuan bangsa Arab, dan kehausan seperti mereka haus untuk mendapatkan air tawar. Tidak
ada di sana satu buku pun di antara buku-buku yang ada di Eropa pada saat itu, kecuali semua lembarannya bersumber dari peradaban bangsa Arab."
- Orientalis Jerman, ZigndHunke, mengatakan dalam bukunya "Matahari Allah ada di Barat," "Etopa merupakan kota milik bangsa Arab dan peradaban Arab. Hutang bangsa Eropa dan semua benua kepada Arab sangat besar. Semestinya bangsa Eropa mengakui keutamaan ini sejak dahulu kala. Akan tetapi Perasaanfanatis dan perbedaan akidah telah membutakan matakita. Bahkan ketika kita membaca buku sebanyak sembilan puluh delapan dari seratus, tidak satu pun kita dapatkan dalam buku itu yang menyebutkan tentang keutamaan bangsa Arab dan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada kita, kecuali suatu pernyataan yang menganggap bahwa orang Arab tidak lebih dari sekedar 'tukang pos/ yang telah menyampaikan kepada kita warisan peradaban bangsa Yunani."Sebagaimana ia juga mengatakan dalambuku yang sama, "Tidak ada satu pun ilmuwan di pusat-pusat ilmu pengetahuan Eropa kecuali ia telah menengadahkan tangannya untuk mendapatkan khazanah ilmu pengetahuan bangsa Arab, dan kehausan seperti mereka haus untuk mendapatkan air tawar. Tidak
ada di sana satu buku pun di antara buku-buku yang ada di Eropa pada saat itu, kecuali semua lembarannya bersumber dari peradaban bangsa Arab."
- Anatolia (Asia Minor) : Kawasan di Asia Barat Daya yang kini merupakan Negara Turki
- Minoa di Crete : Pulau terbesar Yunani dan terbesar kelima di laut Tengah. Peradaban Minoa merupakan peradaban tertua di Eropa.
- Sumber : MUHAMMAD GHARIB JAUDAH dalam buku 147 ILMLIWAN TERKEMUKA DALAM SEJARAH ISLAM
0 Response to "Peradaban Arab dan Islam"
Post a Comment
Komentarlah dengan bahasa yang baik :
1. No SARA
2. No SPAM