Teori Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian di bedakan menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Penelitian kualitatif mengenal adanya teori yang disusun dari data yang dibedakan atas dua macam teori, yaitu teori substantif dan teori formal (Lexy J. Moleong, 1989 dan Mubyarto, et al, 1984).
Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, psikologi dan lain sebagainya. Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional, kenakalan, atau organisasi peneliti. Di sisi lain, teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, psikologi dan sebagainya. Contoh: perilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi, autoritas dan kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social.
Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, psikologi dan lain sebagainya. Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional, kenakalan, atau organisasi peneliti. Di sisi lain, teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, psikologi dan sebagainya. Contoh: perilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi, autoritas dan kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social.
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan idealism ).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-1926).
Fry (1981, dalam Ahmad Sonhadji, et al, 1996) membedakan secara lebih rinci perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , seperti dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut.
Paradigma Kualitatif
|
Paradigma Kuantitatif
|
Mengajurkan penggunaan metode kualitatif.
|
Menganjurkan penggunaan metode kuantitatif |
Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiri. | Logika positivisme:”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu”. |
Observasi tidak terkontrol dan naturalistik. | Pengukuran terkontrol dan menonjol. |
Subyektif. | Obyektif. |
Dekat dengan data:merupakan perspektif “insider”. | Jauh dari data: data merupakan perspektif “outsider”. |
Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, dan induktif. | Tidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan deduktif-hipotetik. |
Orientasi proses. | Orientasi hasil. |
Valid: data “real, “rich, dan “deep”. | Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard”. |
Tidak dapat digeneralisasi:studi kasus tunggal. | Dapat digeneralisasi:studi multi kasus. |
Holistik. | Partikularistik. |
Asumsi realitas dinamik. | Asumsi realitis stabil. |
1. Masalah kuantitatif dapat dinyatakan dalam kalimat sebagai hipotesis sedangkan masalah kualitatif dinyatakan dalam pernyataan penelitian atau pertanyaan penelitian dan tidak pernah dalam bentuk hipotesis.
2. Fokus penelitian kuantitatif anataralain berhubungan erat dengan kontruksi sebab akibat, pengukuran dan generalisasi sedangkan fokus penelitian kualitatif antara lain berhubungan erat dengan sudut pandang individu yang diteliti.
3. Penelitian kuantitatif berkaitan erat dengan teknik-teknik survei sosial termasuk wawancara terstruktur kuasioner yang tersusun dan kuasioner, sedangkan penelitian kualiatatif berkaitan erat dengan observasi pertipatoris, wawancara tidak terstruktur dan kelompok-kelompok fokus.
KESIMPULAN
Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. perbedaan tersebut terletak diantaranya pada sifat realitas Di lihat dari hubungan peneliti dengan yang diteliti. Perlu dipahami inti dari suatu penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui.
Penelitian kuantitatif dibedakan antara yang bersifat eksperimental dan metode kuantitatif non eksperimental. Metode kuantitatif yang bersifat eksperimental dan non eksperimental adalh suatu penelitian pengembangan.
Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena yang natural. Penelitian kualitatif memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian kuantitatif yang berpangkal dari perbedaan dasar filsafat dan pendekatan memahami kenyataan. Penelitian kualitatif juga memiliki langkah- langkah pengumpulan data dan analisis data yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Sumber :
Prof.Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Penerbit Alfabeta.
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata.2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Sarwo,jonathan.2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif .Jogja:Graha Ilmu
0 Response to "Teori Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif"
Post a Comment
Komentarlah dengan bahasa yang baik :
1. No SARA
2. No SPAM